ASHARI UTOMO PUTRA
KESEJAHTERAAN SOSIAL FISIP UNPAD 2012
Kehidupan individu dan masyarakat kita didasarkan pada
asas ekonomi. Antara lain ini berarti bahwa institusi- institusi politik,
pendidikan, agama ilmu pengetahuan, seni keluarga, dan sebagainya, bergantung
pada tersedianya sumber-sumber ekonomi untuk kelangsungan hidup.
Bagi
Marx, kunci untuk memahami kenyataan sosial tidak ditemukan dalam ide-ide
abstrak, tetapi dalam pabrik-pabrik, dimana para pekerja menjalankan tugas yang
diluar batas kemanusiaan, untuk menghindari diri dari mati kelaparan, dala
kalangan penganggur dimana orang menemukan harga dirinya sebagai manusia yang
ditentukan oleh ketidakmampuannya untuk menjual tenaga mereka di pasaran
(buruh).
1.KAPITALISME
Kapitalisme adalah suatu sistem dengan sejumlah pekerja
yang menghasilkan sedikit komoditif demi keuntungan dan menaburkan bibit
kehancuran dirinya sendiri. Juga kapitalisme itupun adalah sistem kekuasaan
serta proses mengekploitasi para pekerja. Singkatnya, ekonomi hanya dipegang
oleh kaum-kaum yang memiliki modal yang besar. Semakin besar seseorang memiliki
modal, maka semakin besar pula peluang dia untuk memonopoli usaha.
Dua
tipe utama yang menjadi perhatian Marx adalah proletariat dan kapitalis.
Proletariat adalah para pekerja yang menjual kerja mereka dan tidak memiliki
alat-alat produksi sendiri. Proletariat tergantung sepenuhnya pada upahnya
untuk bertahan hidup. Hal inilah yang membuat proletariat tergantung pada orang
yang memberi upah (kapitalis).
Orang
yang memberi upah adalah kapitalis. Kapitalis adalah orang-orang yang memiliki
alat-alat produksi serta modal. Sebelum kita mengerti sepenuhnya apa itu kapitalis,
kita harus mengerti terlebih dahulu apa itu kapital. Kapital adalah uang yang
menghasilkan lebih banyak uang. Dengan kata lain, kapital lebih merupakan uang
yang diinvestasikan ketimbang uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia.
Harapan
utama dalam sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah pasar bebas tempat
memperjualbelikan berbagai produk intustri. Di dalam sistem ekonomi kapitalis
inilah segelintir orang mendapat keuntungan sangat besar sementara sebagian
orang lainya bekerja membanting tulang dalam jam kerja yang panjang dan
mendapatkan upah yang rendah.
Jadi
kapital adalah uang yang menghasilkan lebih banyak uang, namun Marx
mengungkapkan kepada kita bahwa kapital bukan hanya itu kapital juga merupakan
sebuah relasi sosial tertentu. Kapital tidak bisa meningkat kecuali dengan
mengeksploitasi orang-orang yang bekerja secara aktul (sungguh-sungguh). Sistem
kapitalis adalah struktur sosial yang muncul dari dasar hubungan eksploitatif.
Para kapitalis adalah orang-orang yang hidup dari keuntungan kapital mereka,
dan kita bisa melihat bahwa mereka adalah pewaris eksploitasi proletariat.
2.KELAS-KELAS
Di dalam kapitalisme terdapat konflik
kepentingan yang interen antara orang yang memberi upah para buruh dan para
buruh yang kerja mereka diubah kembali menjadi nilai surplus. Konflik interen
inilah yang membentuk kelas-kelas.
Ada
dua macam kelas yang ditemukan Marx ketika menganalisis kapitalis: kelas
borjuis, merupakan nama khusus untuk para kapitalis dalam ekonomi modern. Konflik
antar kelas borjuis dan kelas proletar adalah contoh lain dari kontradiksi
material yang sebenarnya. Kontradiksi ini berkembang sampai menjadi kontradiksi
antara kerja dan kapitalisme.
Marx
melihat bahwa kontradiksi kapitalisme tidak hanya menyebabkan revolusi
proletariat, tetapi juga krisis-krisis individual dan sosial yang menimpa
masyarakat modern. Pada level ekonomis, Marx memprediksikan suatu rangkaian
ledakan dan depresi yang disebabkan oleh produksi yang berlebihan oleh
kapitalis dan pemecatan para pekerja demi meningkatkan keuntungan mereka.
Sedangkan pada level politis, Marx memprediksikan peningkatan ketidak mampuan
suatu masyarakat sipil untuk mendiskusikan dan menyelesaikan
persoalan-persoalan sosial.
Dengan adanya Revolusi Perancis yang kemudian
berkembang menjadi Revolusi Industri, menyebabkan terjadinya
ketimpangan/ketidak seimbangan berat yaitu terbentuknya kelas-kelas sosial yang
ada di masyarakat. Dengan demikian, munculah kapitalisme yang tujuanya membantu
kaum buruh untuk mencapai kesejahteraan.
3.
ALIENASI
Marx percaya bahwa ada
hubungan yang inheren antara kerja dan sifat manusia, tetapi ia juga
berpendapat kalau hubungan ini telah diselewengkan oleh kapitalisme. Dia
menyebut hubungan yang diselewengkan ini dengan alienasi.
Teori
Marx adalah proposisi bahwa kelangsungan hidup manusia serta pemenehan
kebutuhannya bergantung pada kegiatan produktif dimana secara aktif orang
terlibat dalam mengubah lingkungan alamnya. Namun kegiatan produktif itu
mempunyai akibat yang ironis, karena begitu individu mencurahkan tenaga
kreatifnya itu ala kegiatan produktif, maka produk-produk dari kegiatan ini
memiliki sifat sebagai benda obyektif
yang terlrepas dari manusia yang membuatnya. Karena kegiatan produktif
meliputi penggunaan tenaga manusia dan kemampuan kreatifnya, maka produk-produk
yang diciptakan itu sebenarnya mewujudkan sebagian dari”hakikat manusia” itu
(ungkapan marxis yang digemari).
Jadi
manusia mengkonfrontasikan hakikatnya sendiri (yaitu hasil keringat dan
kemampuan kreatifnya) dalam bentuk yang sudah terasing atau diasingkan, atau sebagai
benda dala dunia luar jangkauan
pengontrolan mereka, dan malah manusia harus menyesuaikan diri dengannya.
Sesudah itu, kebebasan individu untuk menuangkan kretifitasnya dan
mengembangkan kemampuannya sebagai manusia, sangat dibatasi.
Kaum buruh banyak yang mengalami keterasingan atau
Alienasi. Alienasi sendiri sifatnya menyingkapkan/mengungkap efek produktifitas
kapitalis yang bersifat menghancurkan terhadap manusia dan terhadap masyarakat.
Yang sangat signifikan disini ialah adanya dua sistem kelas yaitu kaum
kapitalis yang memperkerjakan karyawan
dan para kapitalis yang memiliki alat-alat produksi dan juga memiliki
produk-produk hasil produksinya. Karena faktor ekonomi, para pekerja harus
merelakan menjual waktu mereka kepada kaum kapitalis. Mereka juga “tersiksa”
dengan bekerja yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya.
Mereka tidak puas, tidak bahagia, dan tidak dapat
mengembangkan kreatifitasnya. Juga
mereka memproduksi barang yang mereka hasilkan namun bukan menjadi mereka.
Bahkan untuk dapat memilikinya, mereka harus menggunakan upah mereka yang
dipotong untuk kapitalis dan ditimbun untuk kepentingan pribadi. Para buruh
merasa tidak betah dan tidak sejahtera karena apa yang mereka kerjakan tidak
sebanding dengan upah yang diterima.Teralienasi oleh orang lain yaitu para
buruh dijauhkan dari kontak sosial seperti dijauhkan dari rekan-rekan kerjanya
ketika bekerja , para buruh tidak boleh berbincang oleh rekan-rekan kerjanya. Hal
inilah yang menyebabkan mereka tertekan dan merasa seperti terasingkan.
Alienasi terdiri dari
tiga unsur dasar:
1. para pekerja di dalam masyarakat
kapitalis teralienasi dari aktivitas produktif mereka.
2. Pekerja tidak hanya teralienasi dari
aktivitas-aktivitas produktif, akan tetapi juga dari tujuan aktivitas-aktivitas
tersebut. Produk kerja mereka tidak menjadi milik mereka, melainkan menjadi
milik para kapitalis yang mungkin saja menggunakan cara-cara yang mereka
inginkan, karena produk merupakan hak milik pribadi para kapitalis. Marx
menyatakan kepada kita “ hak milik pribadi adalah produk, hasil, dan
dampak-dampak yang punya nilai dan harga yang dihasilkan dari kerja yang
teralienasi.” Kapitalis akan menggunakan hak miliknya untuk menjual produk demi
mendapatkan keuntungan.
3. Para pekerja di dalam kapitalisme
teralienasi dari sesama pekerja. Asumsi Marx adalah bahwa manusia pada dasarnya
membutuhkan dan menginginkan bekerja secara kooperatif untuk mengambil apa yang
mereka butuhkan dari alam untuk terus bertahan.
Alienasi merupakan satu
contoh kontradiksi yang menjadi fokus pendekatan dialektis Marx. Ada
kontradiksi nyata antara sifat dasar kita yang dibatasi dan ditransformasikan
oleh kerja dengan kondisi-kondisi sosial yang aktual dari kerja di bawah
kapitalisme. Marx ingin menekankan bahwa kontaradiksi ini tidak bisa dipecahkan
hanya didalam pikiran.
4. Dengan
adanya kelas-kelas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi yang dimana
pemilik modal berkuasa atas kaum buruh. Hal inipun berkaitan dengan Teori
Dialektika Materialisme yang
4.Adanya Kelas-kelas Sosial disebabkan oleh faktor
ekonomi,dimana orang-orang yang memiliki kekayaan (Borjuis) berkuasa atas Kaum
Buruh.Ini berkaitan pula dengan Teori Dialektika Materialisme yang menekankan
pada hubungan dialektika dengan material.Menurut Marx bahwa seluruh dunia
sosial,dan khususnya kehidupan ekonomilah yang harus dianalisis.
C. REALITA
FAKTA KEHIDUPAN SOSIAL DARI TEORI KARL MARX
Pesatnya pertumbuhan
ekonomi saat ini banyak membawa perubahan pada kehidupan sehari-hari, secara
tidak sadar masyarakat berada di tengah-tengah arus globalisasi. Kapitalisme
sebagai fase perkembangan masyarakat, khususnya negara-negara Barat yang banyak
menganut sistem kapitalisme, memunculkan pertentangan antara kaum pemilik modal
(borjuis) dengan kelas buruh (proleta).
Munculnya revolusi
industri dari buah pemikiran karl marx membawa perubahan besar pada diri kaum
proleta saat itu, dengan teori materialisme, dialektik, histori. Marx mendorong
adanya perlawanan dari kaum buruh yang selama ini nasibnya selalu terbelenggu
oleh kekuasaan kaum borjuis. Perlawanan besar-besaran
menjurus pada
pemberontakan semakin masif, dan meluas
sampai ke berbagai negara dan memunculkan banyak tokoh aliran marxisme. Dengan
tujuan terciptanya sistem masyarakat sosialisme seperti apa yang disampaikan
oleh Karl Marx.
Indonesia tak
terkecuali, mulai dari kemerdekaan RI sampai pada reformasi 1998. perlawanan
terus dilakukan oleh kaum buruh khususnya di kota-kota besar indonesia seperti
Jakarta, Surabaya. Perampasan upah, hak-hak buruh serta sistem kerja kontrak
dan outsourcing dinilai sebagai upaya kaum borjuis menengguk keuntungan
sebesar-besarnya dengan memeras tenaga mereka. Ketika para pemilik modal
(borjuis) mengalami penurunan pendapatan misalnya akibat dari krisis ekonomi
global, jalan utama pasti akan melakukan PHK terhadap karyawan. Karyawan akan
melakukan demo, karena penghidupan mereka berasal dari upah/gaji kaum borjuis.